Gambaran Perilaku Siswa Pengguna Narkoba
Sering bolos
Sering terlambat masuk sekolah (lambat bangun)
Sering masuk kelas setelah jam istirahat
Sering mengantuk dan tertidur di kelas
Sering lupa jadwal ulangan
Lupa membawa buku pelajaran
Prestasi sekolah menurun (terlihat setelah 6 bulan pemakaian)
Penampilan dan kerapihan berpakaian kacau
Kadang bicara cadel atau gagap (sebelumnya tidak)
Ada perubahan pola tidur
Mata merah dan hidung berair
Sering tidak membayar uang sekolah

Pengedar Narkoba di lingkungan Sekolah:
Siswa
Juru parkir
Alumni
Satpam sekolah
Tukang rokok
Pedagang makanan dan minuman di sekitar sekolah

Tempat transaksi peredaran Narkoba:

Halaman parkir sekolah
Warung di sekitar sekolah
Kantin sekolah
Toilet/WC sekolah
Rumah di sekitar sekolah, dan
Mobil pengedar Narkoba

Kondisi yg mendorong penyalahgunaan Narkoba:

Langsung
Lingkungan sekolah yg rawan (dekat pusat perbelanjaan, terminal, lingkungan kumuh, dsb)
Kurangnya kontrol dari sekolah (baik di dalam maupun diluar sekolah, pada jam belajar maupun diluar jam belajar)
Banyaknya warung/kios di sekitar sekolah yg dpt dijadikan transaksi.
Penerapan sanksi yg kurang konsekuen thd pelanggaran peraturan sekolah.
Lokasi sekolah yg memungkinkan dijadikannya tempat nongkrong pengguna Narkoba.
Kurangnya pemahaman/pengetahuan tentang bahaya Narkoba baik siswa, guru, petugas sekolah dan orang tua siswa.

Tidak Langsung
Peraturan sekolah/tata tertib sekolah terlalu keras atau terlalu lunak.
Komunikasi yg kurang efektif antara guru, kepala sekolah, siswa dan orang tua siswa
Kegiatan sekolah yg terlalu padat atau kegiatan sekolah kurang memenuhi minat siswa
Penanganan yg kurang optimal terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar
Kurangnya keterlibatan orang tua siswa yg anaknya tidak terlibat dalam masalah penyalahgunaan Narkoba
Peranan BP3/Komite Sekolah kurang difungsikan secara optimal
Kurang kerjasama antara sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar, Pemda ataupun Kepolisian.


Penanggulangan Kasus Penyalahgunaan Narkoba di sekolah

Siswa yg terkena kasus dimintai keterangan, diperiksa dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan mengenai keterlibatannya dengan Narkoba. Pemeriksaan itu hendaknya dpt mengklarifikasi tingkat keterlibatan siswa, apakah pada taraf penyalahgunaan atau taraf penjualan.
Orang tua siswa yg bersangkutan diberitahu dan dipanggil ke sekolah.
Siswa yg bersangkutan dikirim ke Dokter yg ditunjuk sekolah untuk menjalani pemeriksaan urine atas biaya orang tua siswa yg bersangkutan.
Apabila terbukti menyalahgunakan Narkoba, maka siswa tsb diharuskan membuat perjanjian untuk berobat dan mengikuti terapi penyembuhan. Apabila siswa tsb tidak bersedia membuat perjanjian atau melanggar perjanjian, maka siswa tsb diminta untuk mengundurkan diri dari sekolah.
Untuk mencapai tujuan butir 4, maka selama siswa menjalani perawatan/pengobatan, sedapat mungkin siswa tsb tetap hadir di sekolah dgn pengawasan ketat dari orang tua siswa atau anggota keluarganya yg mewakili orang tua siswa dan dibantu guru yg ditunjuk oleh Kepsek.
Apabila diperlukan perawatan yg lebih intensif di rumah orang tua siswa atau di pusat-pusat rehabilitasi ketergantungan obat, maka siswa tsb diberi kesempatan untuk sementara waktu tidak usah hadir di sekolah, tapi sedapat mungkin siswa tsb tetap diminta untuk melaksanakan kegiatan belajarnya di rumah atau pusat rehabilitasi dan diberi kesempatan untuk mengikuti ulangan sekolah.
Selama siswa tidak mengikuti pelajaran di sekolah, sedapat mungkin sekolah menyediakan guru pembimbing untuk mendampingi siswa belajar di rumah atau di pusat rehabilitasi atas biaya orang tua siswa.
Apabila terlihat indikasi kuat bahwa seorang siswa selain menyalahgunakan Narkoba juga mengedarkan atau menjual Narkoba, maka kasusnya dapat diteruskan ke pihak yang berwajib dan diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.
Apabila dari pemeriksaan Polisi dan Pengadilan dinyatakan bahwa siswa tsb terlibat dalam pengedaran dan penjualan Narkoba, maka Sekolah dapat memberikan sanksi mengeluarkan siswa itu dari sekolah.
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di sekolah
Penanggulangan penyalahgunaan Narkoba disekolah mencakup upaya pencegahan, penanganan kasus, dan pemberdayaan pendidikan agar memiliki kemampuan cegah-tangkal terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba.

TUJUAN : TERCIPTANYA MASYARAKAT
YG BEBAS DARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di sekolah
TUJUAN KHUSUS:
Terbebasnya sekolah dari penyalahgunaan Narkoba
membantu siswa mengembangkan ketahanan thd bahaya penyalahgunaan Narkoba (menjalankan pola hidup sehat) dan memperkuat lembaga pendidikan.
Menurunkan jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba dan putus sekolah karena Narkoba.

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di sekolah
dapat dicapai melalui:
Sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba.
Pengembangan budaya hidup sehat (salah satunya melalui UKS)
Integrasi upaya pendidikan pencegahan penyalahgunaan Narkoba melalui kurikulum yang relevan, misalnya melalui IPA, IPS, Agama, dan sebagainya.
Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yg melibatkan peran aktif siswa sendiri, dalam rangka pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
Pengembangan kerjasama dengan seluruh masyarakat, terutama orang tua siswa dan guru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.
Melaksanakan kampanye melawan Narkoba secara besar-besaran di lingkungan pendidikan. Sasaran : para pembuat kebijakan, para pendidik, para peserta didik. Untuk itu, sarana advokasi perlu dikembangkan secara tepat sasaran dan tepat guna.

Program Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Menggalang ketahanan agar sekolah bebas dari praktek jual-beli Narkoba.
diperlukan dukungan dari berbagai sektor, baik masyarakat sekolah maupun masyarakat di sekitar sekolah serta aparat penegak hukum yg tegas.
dalam menjalankan proses belajar-mengajar yg berhasil guna diperlukan sarana pendukung, seperti guru/pamong yg terlatih, bahan belajar yg tepat (modul, bahan bacaan, alat bantu) dan metodologi belajar yg tepat.
Dalam hubungan ini, metodologi belajar yg tepat dan telah banyak dikembangkan, dicakup dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills education), yaitu pendidikan yg memberi kecakapan-kecakapan psikososial untuk dpt menghadapi berbagai tantangan dalam hidup sehari-hari.
Apakah yg disebut Kecakapan Hidup atau life skills?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan definisi life skills sebagai berikut.
kecakapan hidup atau life skills adalah berbagai kecakapan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.
Dengan definisi tsb, maka skills atau “kecakapan” yang dapat digolongkan life skills sangatlah banyak dan beragam tergantung dari situasi dan kondisi sosial, maupun budaya masyarakat setempat.
Misalnya: life skills yang dibutuhkan atau dapat digunakan untuk memperoleh penghasilan/mencari nafkah (income generating) seperti menjahit, memasak, pertukangan, dan sebagainya.
Namun para ahli mengemukakan bahwa terdapat sejumlah kecakapan yang merupakan kecakapan dasar yang penting, dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak dan remaja.

Kecakapan tersebut adalah:
Pengambilan keputusan
Pemecahan masalah
Berpikir kritis
Berpikir kreatif
Berkomunikasi yang efektif

Kompetensi Psikososial yang telah disebutkan di atas, terbukti memegang peranan penting dalam meningkatkan kesehatan dalam arti luas, yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Hal ini khususnya penting dalam upaya peningkatan kesehatan, dimana perilaku sangat berperan dalam menimbulkan masalah sosial dan kesehatan.

Mengapa remaja perlu LSE?
Karena saat ini anak-anak dan remaja kita dihadapkan pada berbagai situasi dan kondisi yang merupakan masalah yang dapat mengancam kesehatan dan kesejahteraan mereka, yaitu antara lain:
Penyalahgunaan narkoba dan rokok
Kekerasan, baik fisik maupun mental
Perkosaan dan eksploitasi seksual
Berbagai macam konflik
Ketimpangan gender
Masalah-masalah lingkungan
Masalah-masalah kesehatan reproduksi
Perilaku seks bebas
Kehamilan remaja/kehamilan tak diinginkan dan aborsi
Penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
Dalam upaya peningkatan kesehatan, pendidikan kecakapan hidup atau life skills education dapat diisi atau bermuatan dengan berbagai pengetahuan atau pendidikan kesehatan, dan hal ini dapat pula dilakukan dengan substansi-substansi yang lain, yang pada dasarnya akan memberi perubahan pada masalah-masalah lingkungan dan sosial yang mempengaruhi derajat kesehatan serta perkembangan anak dan remaja.
Mengapa Masalah Kesehatan ?
Karena kesehatan adalah masalah yang universal, berlaku sama untuk semua orang dan sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Namun, sebagaimana telah disebutkan, kesehatan disini tidak saja kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental dan sosial. Sehingga pendidikan kecakapan hidup yg dikembangkan dgn muatan kesehatan disebut dengan “Pendidikan Kecakapan Hidup Sehat” atau “Healthy Life Skills Education”.
Pendidikan Kecakapan Hidup Sehat
Kerangka di bawah ini menunjukkan kedudukan pendidikan kecakapan hidup sehat sbg penghubung antara faktor pengetahuan, motivasi, tingkah laku/sikap, dan nilai hidup, serta perilaku positifdlm lingkup kesehatan fisik, mental dan sosial yg pd akhirnya diharapkan akan memberikontribusi thd pencegahan pertama masalah-masalah kesehatan.

Indikator Keberhasilan Pendidikan Kecakapan Hidup Sehat
Salah satu Indikator penting dalam PKHS adalah komunikasi guru-siswa berubah. Namun pada dasarnya PKHS adalah “a long-term process”.

Indikator dpt dikembangkan dari berbagai aspek:
Kesehatan mental
Perilaku hidup sehat dan sosial
Prestasi sekolah
Dari masing-masing aspek tsb, dapat dilihat peningkatan dan penurunannya
Kesehatan Mental
Harga diri meningkat
Kesadaran diri meningkat
Penyesuaian emosional dan sosial meningkat
Kecemasan menurun
Perilaku hidup sehat dan sosial
Penggunaan merokok menurun
Penyalahgunaan narkoba menurun
Kenakalan remaja menurun
Tindak kekerasan menurun
Prestasi Sekolah
Perilaku positif di kelas meningkat
Prestasi akademik meningkat
Angka absensi menurun
Kesemuanya dapat terjadi, karena dengan PKHS maka:
Kemampuan memecahkan masalah meningkat, kecakapan berkomunikasi meningkat dan kecakapan mengatasi berbagai masalah meningkat
Diposting oleh AGUS SUTEJO

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates